Aku Disini: Selalu


Ada ratusan- bahkan ribuan rangkaian

Kata-kata indah tentang

Kau-

Aku-

Yang menunggu waktu untuk dilahirkan

Yang menanti saat untuk ditemukan

Di atas kertas ini

Di halaman-halaman setelah ini

Tetapi aku memilih untuk menunggumu

Kembali-

Nanti-

Dan membisikkan kata-kata itu ke telingamu

"03:00", - Sebuah Cerpen

They say:

The World is Falling Apart

We…

…are the world


03:00

Seorang lelaki tua berdiri dalam sorot kekuningan lampu merkuri dari sebuah tiang besi tua di tepi jalan. Bulan tua yang terbit larut masih nampak mencondong di langit. Jalan raya sepi. Ada kabut, atau mungkin asap, menggantung tipis di atas aspal. Sekeliling lengang, malah sedikit mencekam. Tak ada suara. Tak ada gerakan. Udara tak bergeming sehembus anginpun. Bahkan lelaki itupun berdiri diam. Tubuhnya seolah kaku, seolah ia telah berdiri disana sejak ribuan tahun lalu. Tangannya menggantung diam di tepi tubuhnya. Wajahnya yang ditingkahi kerut-merut begitu dingin, tanpa emosi. Bulu wajahnya tak terawat, panjang-pendek, putih-hitam. Beberapa helai rambut perak jatuh menutupi wajah itu, sementara yang sisa kelihatan tak terurus sejak lama, lama sekali, menggantung menyentuh pundak. Bibirnya terkatup rapat. Matanya menerawang kosong. Tak ada cahaya di mata itu. Gelap, bagai malam yang sedang menggeram ini…


Tunggu.... Ada yang bergerak! Ada! Ada sesuatu di sana… Bergerak lambat, sangat lambat, tapi bergerak! Kau pasti bisa melihatnya! Tidak? Coba lagi, lihat lebih dekat lagi. Pandang wajahnya. Lihat ke arah matanya! Benda itu… perlahan merambati wajahnya. Lihat! Itu bercahaya dalam kegelapan! Berkilau…

Itu… itu…

Itu..

Itu airmata…



Tomohon, Penghujung Maret 2008

0 komentar: